Minggu, 22 Januari 2012

Tanpa Aku


Jika embun adalah kesejukan jiwaku..
Biarkan ia berakhir dalam dekapan mentari..
Mengais buih - buih ketenangan lewat bibir kehidupan..
Menganyam arti keindahan lewat cinta yang menggumam..
Yang datang dan pergi..

Bertanyalah pada pagi..
Karena ia tau akan semua jawabannya.
Meski mata terpejam..
Ia akan mampu melihat dalamnya kehidupan..
Yang sesungguhnya..

Jikalau aku dan semua hal baik tentangku terhapus dari ingatannya..
Setidaknya ada hal buruk tentangku yang akan dia ingat..
Bukannya aku tak ingin bangkit..
Tapi semuanya kan terasa sulit..

Bila aku memang kan terlupakan..
Biarkan aku terlupakan bersama semua kepedihan dihidupnya..
Biarkan dia ada dalam senyum dan kebahagiaan dihidupnya..
TANPA AKU..

Puisi


Dalam kedamaian ada yang hilang..
Entah apa yang terenggut..
Saat semua terpapah mengais sisa - sisa jiwa yang tenggelam..
Jauh didasar jiwa, ku tak yakin lagi cinta di dunia..
Sebab ku telah jatuh dan rapuh..

Aku, lagi tak bisa berkata dengan akal..
Yang tersisa hanya bait - bait jiwa yang terlunta - lunta..
Menunggu ucapan mati dalam kata - kata..
Ku bukan seorang penyair yang pandai berkata..
Hanya berbicara dengan hati..

Ku taruh kepingan harapan dalam sebuah bayangan..
Saat ku toleh kau adalah sajak dalam jemariku yang rapuh..
Dan harapan yang memudar..
Lihat aku..
Saat semua pergi..
Ku tetap bertahan menjaga rasa ini untukmu..


*Di Sudut Sunyi

Hidup


Tanpa terasa..
Waktu pun terus berputar..
Menyisakan kenangan demi kenangan..
Mengais kehidupan demi kehidupan yang terus berlanjut..
Terkadang ingin ku hapus kenangan yang lalu..
Apakah harus kali ini ku hapus?
Demi harapan yang ku rasa akan indah akhirnya..
Sedikit ku tengok pinggir kehidupanku yang lalu..
Seakan tak kuasa untuk melupakan kenangan itu..
Hm...
Tapi hidup adalah hidup..
Dan tak boleh terpuruk mati begitu saja..
Bukan pula harus terjebak hanya karenanya..
Hidup itu kan indah jika kita menikmatinya..
Karena hidup sebenarnya..
Yang terpenting bukan berapa banyak tahun dihidup kita..
Namun berapa banyak hidup di tahun - tahun kita..


*Di Sudut Sunyi

Ingin Ku


Malam menjelang. Membiarkan ku tetap terdiam disudut sunyi sendiri. Duduk termenung. Biarkan ku terlepas sejenak dari rasa penat yang selalu membayangiku.

Aku tau, aku paham. Kau kan bawaku pergi menyongsong hari esok yang lebih cerah. Tapi tidak dengan hatiku. Kau biarkan ku terluka sendiri disini.

Datanglah. Bawa hatiku pergi bersama mu. Aku tak ingin semua terasa sia. Biarkan ku bernafas dengan lega. Kemudian kan ku hirup kan udara itu untukmu. Agar kau dapat rasakan apa yang ku rasa.

Jangan berpaling. Karena jika begitu, aku takkan pernah lagi kembali padamu. Aku kan biarkan diriku terbawa oleh angin dan tersapu bersama debu.

Pastikan semua kan baik. Semakin kau dekat, semakin kan terasa hangat. Biar ku peluk tubuh mu dengan erat ku. Biar ku detakkan jantungmu dengan kedipan mata ku. Biar ku alirkan darahmu dengan belaian ku. Biar ku beri kau udara dengan nafas ku. Biar ku beri hangatnya kasih dengan kecupan di bibir mu.

Aku tau semua takkan semudah yang kita bayangkan, namun percayalah. Kita akan mampu untuk terbang bersama sayap – sayap itu.  Kan kita kepakkan helai demi helai bulu – bulu itu.

Kita mampu untuk terbang. Jika kita percaya kita akan terbang. Ucapkanlah mantra cinta itu bersama bayangan abadi yang akan kita jalani. Dan akhirnya, kita terbang.

Kita kan taklukan dunia dengan cinta kita. Cinta yang abadi. Cinta yang tiada akhir. Cinta yang tak berujung. Cinta yang akan selalu menghiasi setiap dekorasi kehidupan kita. Cinta yang akan selalu bayangi jejak langkah kita.

This come true if you trust…

Trust if I Love You…
             
             Trust if You Love Me…








*Di Sudut Sunyi

Hatiku


Ku buka lembaran demi lembaran..
Ku lihat kata demi kata..
Ku baca kalimat demi kalimat..
Semakin ku rasakan sayatan - sayatan itu..
Semakin ku rasakan perihnya taburan garam disetiap lukaku..
Tlah ku cari di setiap sudut dunia ini..
Namun tak ku temukan rasa bahagia abadi..
Bila memang waktuku masih panjang..
Kan ku coba mencari dan terus mencari..
Walaupun bait demi bait puisi yang ku tulis ini tak beraturan..
Walaupun tulisan demi tulisan ini sulit terbaca..
Namun cobalah tuk pahamiku..
Aku ingin bersenandung bahagia di antara hembusan angin..
Aku ingin menari senang di antara butiran - butiran awan..
Aku ingin berlari riang di antara deburan ombak..
Biarkan aku terus mencari bahagiaku..
Meski rasa sakit ini selalu menjadi bayanganku..


*Di Sudut Sunyi

Hanya Aku


Aku hanya mencoba tersenyum pada hidup..
Mencoba menyapanya..
Meskipun perih..

Aku hanya mencoba menjadi manusia seutuhnya..
Mencoba menjadi lebih dewasa..
Meskipun sulit..

Aku hanya mencoba menjadi lebih tegar..
Mencoba tak menangis..
Meskipun sakit..

Aku hanya mencoba menjadi lebih kuat..
Mencoba tuk berdiri lagi..
Meskipun pedih..

Aku hanya mencoba tak menyakiti siapapun..
Mencoba menjaga rasa..
Meskipun rumit..


*Di Sudut Sunyi

Biarkan Ku Pergi


Biarkan malam ini kau dan aku terlelap..
Dalam indahnya mimpi yang penuh harapan..
Hingga waktu kan menghempaskan ku..
Dari pusaranmu yang telah menarikku..
Ingin melupakan sejenak kepedihan hati..
Yang telah tergores kembali..
Tutup matamu dan nikmati gelapnya kesendirian..
Hingga nanti kau terbangun dan ku pergi selamanya..

Pilihlah


Manusia akan selalu dihadapkan pada pilihan..
Namun apapun pilihan yang disajikan..
Pilihlah segala sesuatu yang membuatmu semakin taat pada Rabb mu..
Pilihlah hal yang kau ikhlas untuk menjalaninya..
Pilihlah hal yang membuatmu selalu bahagia..
Pilihlah hal yang membuatmu menuju kebaikan..
Pilihlah hal yang membuat Rabb mu semakin mencintaimu..


*Di Sudut Sunyi

Do'a Ku Malam Ini


Yaa Allah..
Yaa Rahman..
Yaa Rahim..
Bahagiakanlah ia walau ia hanya memberikan ku secuil kebahagiaan dan ia merenggutnya kembali..
Berikan selalu terbaik baginya..
Kabulkan setiap do’anya..
Maafkan setiap kesalahannya..
Semoga ia mendapat seorang yang lebih baik dariku..
Aku yang dengan kegilaan ku, kebodohan ku..
Aku yang tak sopan, tak tahu aturan, dan selalu menyakiti ini..
Amiiinnn..
Do’a ku malam ini untuknya..


*Di Sudut Sunyi

Cukup Dalam Diam


Cukup dalam diam jika kau merasa marah
Cukup dalam diam jika kau merasa kecewa
Cukup dalam diam jika kau merasa terluka
Cukup dalam diam jika kau merasa bersedih
Cukup dalam diam jika kau merasa ingin menangis
Cukup dalam diam jika kau merasa bahwa dunia tak adil padamu
Hidup memang terasa seperti tak adil jika kau melihat segalanya dari 1 sisi
Allah Yang Maha Mengetahui
Allah Yang Maha Melihat
Allah Yang Maha Adil
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dan hanya Dia yang tau segala rahasia dibalik rahasia
Dan sudah sepantasnya kita hanya memohon pertolongan pada Nya
Dan sudah sepantasnya kita berharap hanya pada Nya
Dan sudah sepantasnya kita meminta hanya kepada Nya
Lihatlah!

Lihat dirimu sendiri!

Tangan

Tangan itu terasa sangat kasar. Teramat sangat kasar. Entah berapa kali aku telah memegang tangan itu. Tapi hari ini, tangan itu terasa semakin kasar. Tangan itu tak seberapa kasar dibanding dengan keadaanya saat ini. Di saat usia nan semakin sepuh, ia masih terus bekerja sebagai pencari barang – barang bekas yang dapat ia ambil di sekitar kampus ku. Di saat umur semakin tak terhingga, ia masih mencari uang hanya untuk sesuap nasi. Dan sampai saat ini, tak ada seorang pun tau siapa dia sebenarnya, siapa keluarganya, dan dari mana asalnya. Dan yang aku ketahui selama ini hanya beberapa bait tentang kehidupannya. Ia seorang pejuang tangguh yang masih bertahan hingga saat ini. Ia tetap mencoba mempertahankan kehidupannya di tengah persaingan global yang nyaris merenggut seluruh hidupnya. Ia, entah sejak kapan ada di bawah kolong jembatan dekat kampus ku. Ia begitu dating dengan tiba – tiba. Aku baru menyadari kehadirannya saat ku lihat ada orang baru sedang mengais sisa – sisa makanan di tong sampah sekeliling kampus ku. Sungguh tragis. Ia hanya hidup sebatang kara tanpa ada sanak family yang menemani di sisa – sisa akhir hidupnya. Dan ia di paksa untuk terus berjuang demi mempertahankan kehidupan. Dimana seharusnya ia menjadi seorang yang bahagia di masa tua nya. Orang yang tinggal menikmati hidup, bukan sebagai pejuang. Seharusnya ia mempersiapkan kehidupannya kelak setelah ini. Tapi disini, di negeri kita ini, masih ada dia – dia yang lain yang bahkan kehidupannya jauh lebih tidak bahagia dari pada dia. Dia, sosok tua renta yang mampu terus tersenyum walau dunia sudah tak adil padanya. Dia sosok orang tua yang masih dapat berdiri tegak untuk menunaikan ibadah kepada Nya walau semakin hari punggung itu semakin bungkuk dan tangan itu semakin kasar. Dan dari dia aku belajar banyak hal. Belajar bagaimana untuk mempersiapkan masa depan dan hari esok. Belajar untuk terus tetap istiqomah di jalan Nya. Belajar untuk menghargai arti hidup. Belajar bahwa kita harus menang, akan menang, dan pasti menang di hari – hari kelak.