Ruang Lingkup
Pengelolaan Perubahan Psikologi
Makalah
Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
Psikologi
Disusun
oleh :
Anisa Ekawati Dewi
Eka Puspita Wulandari
Eka Sukma Ainnur S
Erli Septiawati
Ika Mustika Dewi
Rikeu Ratu Bara
|
0200090008
0200090022
0200090021
0200090025
0200090031
0200080056
|
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
PROGRAM
DIPLOMA III KEBIDANAN
2010
PEMBAHASAN
1.
Cara mengatasi gangguan psikologis
pada saat menstruasi
Gangguan
Psikologi Menstruasi
Gangguan
psikologis yang terjadi pada perempuan saat menstruasi atau yang sering disebut
dengan Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan
fisik dan psikis yang dialami menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari
setelah menstruasi. PMS ini adalah wajar bukan merupakan suatu kelainan, banyak
perempuan yang mengalami hal ini. Penyebab PMS secara pasti belum diketahui,
banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat banyak faktor salah satunya adalah
akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Tanda – tanda
PMS antara lain, secara fisik:
mudah lelah, timbul jerawat, nyeri kepala, nyeri perut dan payudara, sedangkan secara psikis: mood menjadi labil,
mudah tersinggung, gangguan konsentrasi dan sulit tidur.
Mengenai pengelolaannya
ditujukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala yang ada,
mengurangi akibat yang timbul dari PMS dalam aktivitas sehari – hari maupun
hubungan interpersonal serta mengusahakan agar efek samping minimal dari
terapi yang diberikan. Adapun terapi yang diberikan dapat berupa terapi
farmakologi dengan menggunakan obat – obatan untuk mengatasi rasa nyeri maupun
terapi non farmakologi seperti modifikasi pola hidup dan asupan nutrisi yang
seimbang.
Pada masa
menstruasi banyak sekali terdapat gangguan – gangguan baik dari segi fisik
maupun dasi segi psikologis. Gangguan – gangguan menstruasi ini dapat
menyebabkan tergangguanya aktivitas – aktivitas dari wanita yang mengalami
gangguan menstruasi tersebut.
Gangguan
– gangguan psikologi pada saat menstruasi yaitu :
a.
Kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga
menimbulkan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika keregangan dan
kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi
maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi.
b.
Merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan
dirinya oleh datangnya menstruasi. Wanita akan merasa kebebasannya terbatas
akibat datangnya menstruasi ini misalnya saja wanita akan terbatas dalam
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari contohnya ia tidak dapat melaksanakan
ibadah, aktivitas olahraga dan aktivitas-aktivitas lainnya.
c.
Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul
dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormon-hormon serata karena
pengaruh rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi.
d.
Perubahan pola makan pola makan cenderung meningkat
terutama pada makan yang manis.
e.
Merasa gelisa dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi
seorang wanita akan mengalami gangguan atau masala susah tidur atau insomnia.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Menstruasi:
a. Memberi
penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses
fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap
wanita yang subur.
b.
Memberi informasi-informasi positif yang berguna
mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses
menstruasi tersebut.
c. Memberikan
saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung,
seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres
air hangat pada bagian perut.
d. Memberikan
support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak
merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.
2. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Pada
Saat Perkawinan
Gangguan Psikologis Perkawinan
Perkawinan adalah
suatu proses penyatuan antara seorang laki-laki dan perempuan yang memiliki
kepribadian yang berbeda dalam satu ikatan yang syah sehingga diharapkan dapat
membentuk suatu keluarga yang harmonis dan sejahtera.
Pada saat perkawinan terdapat banyak sekali
gangguan-gangguan terutama dari segi gangguan psikologis , gangguan tersebut
diantaranya adalah:
a. Ketegangan dan kecemasan pada saat
perkawinan
b. Kejenuhan dalam perkawinan, rasa
jenuh pada perkawinan akan timbul, karena dalam perkawinan seseorang akan
cenderung melakukan rutinitas yang sama
c. Ketidak puasan terhadap pasangannya
d. Merasa aktivitasnya terbatasi oleh
perkawinansehinggan akan menimbulkan perasaan tertekan dan akhirnya akan
menyebabkan depresi .
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis
Pada Perkawinan :
a. Memberikan informasi-informasi
mengenai perkawinan, sehingga tidak terjadi ketegangan dan kesalah pahaman
mengenai perkawinan
b. Memberikan penjelasan
bahwakonflik-konflik yang terjadi dalam perkawinan merupakan hal yang wajar
c. Memberikan saran pada pasangan, jika
terjadi perbedaan pendapat dalam perkawinan, maka salah satu dari mereka harus
ada yang mengalah. Sehingga tidak menimbulkan tekanan dan ketegangan
dalam perkawinan.
3.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis
Yang Berhubungan Dengan Kehamilan
Komunikasi Pada Ibu Hamil
Kehamilan memberikan perubahan baik secara
fisiologis maupun psikologis bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat
fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak nafsu makan, BB bertambah dan
sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang menyertai ibu hamil
diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah dengan
kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi
ibu hamil, bidan diharapkan:
a. mampu melaksanakan asuhan dan
tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk pelayanan
kebidanan ibu hamil
b. dengan adanya komunikasi terapeutik
diharapkan dapat meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi
kehamilan
c. membantu ibu sejak pra konsepsi
untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk menerima dan memelihara
kehamilannya.
4.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis
Yang Berhubungan Dengan Persalinan
Kegiatan komunikasi terapeutik pada
ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan
kegiatan bimbingan proses persalinan.
a.
Tujuan Komunikasi terapeutik Pada
Ibu Dengan Gangguan Psikologi Saat Persalinan.
1) Membantu pasien memperjelas serta
mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam proses persalinan.
2) Membantu mengambil tindakan yang
efektif untuk pasien
3) Membantu mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan
agar dapat berjalan dengan semestinya.
b.
Pendekatan Komunikasi Terapeutik.
1) Menjalin hubungan yang mengenakkan
(rapport) dengan klien.
Bidan menerima klien apa
adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
2) Kehadiran.
Kehadiran merupakan
bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi mengayasi semua
kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan
anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan.
3) Mendengarkan.
Bidan selalu
mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
4) Sentuhan dalam pendampinganklien
yang bersalin.
Komunikasi non verbal
kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata. Sentuhan bidan terhadap klien
akan memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
5) Memberi informasi tentang kemajuan
persalinan.
Hal ini diupayakan untuk
memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan. Pemahaman
dapat mengerangi kecemasan dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa
yang akan terjadi. Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika
mungkin berikan secara tertulis.
6) Memandu persalinan dengan memandu
intruksi khusus tentang bernafas, berelaksasi dan posisi postur tubuh.
Misalnya : bidan meminta
klien ketika ada his untuk meneran. Ketika his menghilang, bidan mengatakan
pada ibu untuk bernafas pajang dan rileks.
7) Mengadakan kontak fisik dengan
klien.
Kontak fisik dapat
dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk dan menyeka keringat serta
membersihkan wajah klien.
8) Memberikan pujian.
Pujian diberikan pada klien atas usaha yang telah dilakukannya.
9) Memberikan ucapan selamat pada klien
atas kelahiran putranya dan menyatakan ikut berbahagia.
Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan
psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh bidan dengan sikap sebagai seorang
tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberikan perimbangan.
5.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis
Pada Saat Nifas
Pengertian.
Masa nifas adalah
masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang
tepat dalam rangka pengawasan Post Partum adalah 2-6 jam, 2jam-6hari,
2jam-6minggu (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu ).
Pengawasan dan
asuhan post partum masa nifas sangat diperlukan yang tujuanya adalah sebagai
berikut :
a.
Menjaga kesehatan ibu dan batinya, baik fisik maupun
psikologi.
b.
Melaksanakan sekrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
c.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada saat bayi
sehat.
d.
Meberikan pelanyanan KB.
Gangguan yang sering terjadi pada masa
nifas berupa gangguan psikologis seperti Post Partum Blues (PPS), depresi
post partum dan post partum psikologi.
Baby
Blue (Post Partum Blues)
Merupakan
kesedihan atau kemurungan setelh melahirkan, biasanya hanya muncul sementara
waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi yang
diyandain dengan gejala-gejala sbb:
1) Cemas tanpa sebab
2) Menangis tanpa sebab
3) Tidak sabar
4) Tidak percaya diri
5) Sensitive
6) Mudah tersinggung
7)
Merasa kurang menyayangi bayinya
Jika hal ini
dianggap enteng, keadaan ini bisa serius dan bisa bertahan dua minggu sampai
satu tahun dan akan berlanjut menjadi Post Partum Sindrome.
Cara mengatasi gangguan psikologi pada
nifas dengan post partum blues ada dua cara yaitu :
a.
Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
b.
Dengan cara peningkatan support mental/ dukungan
keluarga
Komunikasi
Terapeutik
Tujuan dari
komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan
pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a.
Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan
emosi.
b.
Dapat memahami dirinya
c.
Dapat mendukung tindakan konstruktif.
Peningkatan
Suport Mental/Dukungan Keluarga Dalam Mengatasi Gangguan Psikologis Yang
Berhubungan Dengan Masa Nifas.
Dalam menjalani
adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sbb :
a.
Fase Taking in yaiyu periode ketergantungan yang
berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat
itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses
persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu
menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b.
Fase taking hold Yaitu periode yang berlangsung antara
3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini
ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk
menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul
percaya diri.
c.
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab
akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah
dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
Ada kalanya, ibu
mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby
blues. Jika hal ini terjadi, disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :
a.
Minta bantuan suami atau keluarga yang lain, jika
membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan.
b.
Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan.
Mintalah dukungan dan pertolongannya
c.
Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan
merawat bayi karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan
percaya diri.
d.
Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri.
6. Cara Mengatsi Gangguan Psikologis Pada Saat
Menopause
Gangguan
Psikologis Pada Wanita Menopause
Menurut Kartini (1992) beberapa
gangguan yang terjadi adalah :
a.
Depresi Menstrual
Keadaan ini
pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama
periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada
saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu
selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan
dengan datangnya siklus haid. Tampaknya depresi tadi merupakan manifestasi dari
kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yabg bersangkutan menjadi kurang
lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi gangguan psikologis yang
berhubungan dengan depresi menstrual yaitu :
1)
Dukungan
Informatif
a)
Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal
yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.
b)
Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa
menerima status quo.
c)
Memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan
lapang dada.
d)
Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap
masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya.
e)
Memberi nasehat untuk mencari tahu lebih banyak tentang
hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain-lain.
f)
Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.
g)
Memberi contoh-contoh pengalaman poditif tentang wanita
menopause.
h)
Menganjurkan untuk berolahraga.
i)
Memberi latihan penanganan stress.
j)
Memberi nasehat uabtuh konsultasi ke dr. Obgyn atau
psikolog bila perlu.
2)
Dukungan Emosional
a)
Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh
wanita menopause.
b)
Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam
memahami kandisi istrinya.
c)
Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita
tersebut.
d)
Menciptakan lingkungan kelurga yang nyaman, tenang,
harmonis dan saling pengertian.
3)
Dukungan Penghargaan
a)
Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa
dihargai.
b)
Memberi dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa
percaya diri.
4)
Dukungan Instrumental
a)
Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan
oleh wanita menopause.
b)
Memberi bantuan materi (yang dilakukan keluarga )
b. Ide Delirius
Biasanya gejala
tersebut berisikan ide delirus (kegilaan, nafsu-nafsu petualangan). Cara
mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan ide delirius yaitu :
1)
Memberi nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
2)
Memberi nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang
positif dalam hidup.
c. Masturbasi Klitoris
Ada kalanya pada
wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi dan
ia sensitive sekali sengga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani
kelentir). Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
1)
Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara
sehat.
2)
Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan
untuk mendapat terapi.
3)
Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan
hubungan sex.
4)
Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan
suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada isrinya.
d. Aktifitas Hipomanis Semu
Wanita ini merasakan
seolah – olah vitalitas hidupnya jadi bertambah. Cara mengatasi gangguan psikologis ini yaitu :
1)
Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat
mengarah ke hal-hal positif.
2)
Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau
bakat.
Cara Mengatasi
Insomnia, Gangguan Konsep Diri Dan Infatile Pada Masa Menopause Dengan
Konseling Dan Kolaborasi
Pada masa
menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diataranya insomia,
gangguan konsep diri dan infantile. Cara mengatasinya adalah :
1)
Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca
bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.
2)
Makanlah jangan terlalu banyak/kenyang dan jangan
kurang karena akan mengganggu tidur.
3)
Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu
panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapih.
4)
Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut
menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang
dihirup.
5)
Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak
waktu malam hari.
6)
Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada
siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
7)
Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8)
Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas
merupakan fitrah dari Tuhan.
9)
Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan
batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10)
Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengeryian dan
dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa
ringan dan membawa kebahagiaan.
11)
Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
aku suka lagunya sampai membuat aku semangat belajar..............
BalasHapussaya suka sekali
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fhttp%253A%252F%252Fhttp%25253A%25252F%25252Fblog.binadarma.ac.id%25252Fariezaki%25252F.wordpress.com.wordpress.com.wordpress.com